Halo semuanya,
Aku mau sharing pengalaman perjalananku ke Anak Gunung Krakatau, Lampung Selatan. Rencana perjalanan ini sudah kita tentukan jauh-jauh hari, bahkan sekitar dua bulan sebelumnya. Dari awal hanya sekitar 5 orang yang mau ikutan, akhirnya sebelum berangkat, ada 30 anak yang ikutan. Semuanya karyawan kantor, beserta teman dekat yang diajak. Karena aku sendiri sudah lama tidak ke pulau dan mendaki gunung, akhirnya aku putuskan untuk ikut. Sekaligus penasaran dengan Gunung Krakatau yang fenomenal dan terkenal di dunia karena letusannya yang dahsyat tahun 1883.
Kita memilih tour paket yang disediakan oleh pihak Tour & Travel. Dimana kita sudah mendapatkan fasilitas berupa makan selama 3 hari 2 malam, penginapan (yang hanya dipisah untuk rombongan laki-laki dan perempuan), jadi ada dua ruang terbuka yang cukup lebar, alat snorkeling, tiket kapal, serta biaya masuk lokasi Anak Gunung Krakatau. Harga yang ditawarkan Rp. 470.000,- per orang.
Setelah packing lengkap sepulang kerja, hari Jum'at malam kita semua berangkat dari terminal bus kampung rambutan menuju pelabuhan merak. Perjalanan bus malam waktu itu memang cukup melelahkan karena penuh dan kita terpaksa berdiri. Sampai juga kita di pelabuhan merak sekitar jam 1 malam. Dan perjalanan kapal dimulai pukul 2 malam. Karena kondisi lapar, kita memutuskan untuk makan pop mie atau bekal camilan yang kita bawa dari Jakarta.
Kita semua akhirnya menuju ke Kapal Fery setelah sebelumnya meet up dengan pihak Tour & Travel dan diberikan tiket masuk. Di dalam kapal cukup luas, disana ada banyak tempat terbuka yang memungkinkan kita bisa duduk selonjoran bahkan tiduran. Tapi alasnya ya seadanya, kalau aku pake alas ransel aja karena empuk berisi baju-baju. Hehehe.
Hari ke - 1
Pagi hari sekitar jam 6, kita sampai di pelabuhan Bakauheni di daerah Lampung Selatan, dimana kita akan melanjutkan perjalanan ke Dermaga Canti menuju penginapan. Yah, ini pertama kalinya aku menginjakkan kaki di luar pulau jawa. Walaupun hanya nyeberang laut perbatasan hehehe. Kita semua kemudian naik bus kecil, kalau aku sih nyebutnya angkot karena memang ukurannya segitu. Ditambah supir angkot disini ugal-ugalan banget, jadi harus persiapan jantung dan mental yang kuat hahaha. Ngebut parah, dan ga ada takut-takutnya kalau berpapasan dengan kendaraan lain. Makanya karena ngebut tadi, perjalanan ke Dermaga Canti menjadi terasa cepat karena jarak yang cukup jauh ini hanya ditempuh dengan waktu 1,5 jam saja. Di Dermaga Canti, kita sudah merasa lapar tapi karena makan pagi belum termasuk paket yang diberikan, jadi kita jajan sendiri. Aku beli indomie rebus dan teh manis hangat, harganya sangat murah untuk pertimbangan area wisata, dimana harga yang harus saya bayar hanya Rp. 4.000,- untuk Mie dan Teh.
Sekitar jam 9 pagi kita mulai perjalanan dengan perahu yang muat untuk kami semua, sekitar 30 orang. Perahunya ada dek atas dan bawah. Karena cuaca sangat panas dan tentu saja membuat kulit hitam, jadi aku dan kedua temanku memutuskan untuk tidur di dek bawah. Karena pastinya capek karena semalam kurang tidur, jadinya di perahu ini kita sempatkan tidur sebentar. Sekitar jam 11 siang kita sampai pulau Sabesi tempat kita menginap, dan semuanya siap-siap mandi, ganti baju, dan menuju pulau Sebuku. Perjalanan menuju pulau ini 1jam saja dan kita disuguhi pemandangan pulau yang sangat indah. Bener-bener surga karena sepertinya masih alami dan jarang pengunjung yang datang. Kita berenang-renang sebentar dan mengabadikan momen bersama semua rombongan.
Perjalanan dilanjutkan dengan mengelilingi pulau Umang-Umang, tempatnya cukup dekat dengan area penginapan. Jadi disini kita hanya jalan-jalan dan foto-foto saja. Ada spot indah di batu-batu tepi laut gitu, cocok untuk jadi postingan media sosial hehehe.
Sorenya kita balik ke penginapan di pulau Sabesi, kita masih menyempatkan minum air kelapa muda yang dijual oleh ibu-ibu penduduk setempat. Dan harganya cuma Rp. 4.000,- sangat murah jika dibandingkan minum es kelapa muda di pantai Parangtritis di Jogja, daerah asalku, yang harganya Rp. 10.000,-. Jadi memang Lampung ini wort it untuk dikunjungi, tempatnya indah, jarang ada yang kesana, dan biaya akomodasi seperti makan dan penginapan juga sangat murah. Malamnya kita mandi, dan istirahat. Karena jam 4 pagi kita harus bangun untuk langsung menuju ke pulau Anak Gunung Krakatau.
Hari ke - 2
Jam 4 pagi kita melakukan perjalanan ke pulau Krakatau. Masih gelap karena matahari belum terbit tentunya, kita masih dalam suasana mengantuk karena seharian kemarin kita banyak melakukan perjalanan. Perjalanan dengan perahu ke pulau Krakatau ini adalah perjalanan naik perahu paling buruk yang pernah aku alami. Dimana ombah menggulung-gulung sangat tinggi, sehingga goncangan dalam perahu sangat amat terasa. Banyak dari kami yang muntah-muntah karena pusing dan mual. Belum lagi goncangan yang besar, membuat kita takut perahu akan tenggelam. Terlebih suasana masih gelap. Aku putuskan untuk tiduran lagi di dek bawah, jadi goncangan tidak terasa.
Perjalanan perahu sekitar 2 jam, jadi jam 6 pagi kita sudah sampai dan siap-siap untuk mendaki. Pendakian di Anak Gunung Krakatau ini memakan waktu sekitar 1,5 - 2 jam. Karena kita banyak becanda, istirahat, dan mengambil foto ditengah perjalanan hehehe. Gimana engga, rugi kalau ga ambil foto karena tempatnya yang bagus banget. Pasir di anak Gunung Krakatau ini hitam, mungkin karena jenis pasir dari batuan gunung Krakatau ini hitam dan terkena erupsi berkali-kali, secara in gunung masih aktif ya. Tapi waktu kita mendaki, gunungnya aman-aman aja, ga lagi ngambeg. Tentunya perjalanan mendaki ini kita dihadiahi medan yang berpasir, dan tau sendiri mendaki gunung berpasir itu sangat menyusahkan. Selain berat, kadang kita juga terperosot turun. Untung gunungnya ga tinggi ya sekitar 300 meter saja. Coba kalau 1000 meter, duh ga sanggup deh.
Sekitar jam 10 kita kembali ke pulau Sabesi untuk makan siang, packing pulang, dan kita menuju ke Dermaga Canti untuk melanjutkan perjalanan ke Pulau Bakauheni dan kembali ke Jakarta.
Perjalanan ke anak gunung krakatau ini sangat menyenangkan, karena kita bersama dengan teman-teman dan sahabat sendiri jadi seru. Tempatnya sangat indah dan belum banyak dijamah orang, jadi masih alami dan sepi.