Menjadi Muslim yang Taat
Tulisan ini mungkin agak terlalu sensitif karena ngebahas soal kehidupan
kita dalam beragama. Mohon maaf sebelumnya ya, biasanya aku posting hal-hal
yang santai dan isinya seneng-seneng tapi kali ini sedikit agak serius. Dan
untuk aku pribadi sebagai orang Islam dan sebagai muslimah juga pada khususnya,
pikiran seperti ini emang perlu dishare. Dan jika ada feedback apapun itu yang
positif, boleh kita diskusikan di kolom komentar.
Aku biasanya jarang banget peduli soal isu-isu yang menyangkut
pautkan soal agama. Karena pengetahuanku yang juga amat sangat minim, ditambah
aku ga pengen debat-debat ga jelas di portal suatu berita atau isu lainnya.
Tapi kali ini karena aku berkaca dari apa yang aku lihat aja, jadilah aku nulis
di blog aja.
Liburan natal kemarin aku mudik ke tempat mertuaku di Lamongan
bareng suami. Bawaan kita agak banyak waktu itu karena ada momen mau pindahan
juga nantinya ke surabaya, karena kontrakan juga udah jatuh tempo dan aku ga
mau perpanjang lagi. Kita berdua naik kereta, dan ini juga kereta ekonomi yang
hadap-hadapan gitu, jadi kita sekotak sama seorang ibu berjilbab dan anak
perepuannya.
Beberapa jam kita ngobrol bareng, ibu ini aku lihat karakternya
emang suka ngobrol dan sharing-sharing, care juga sepertinya dan agak galak
(dalam artian karena menang pengalaman hidup). Usianya sekitar 48 tahun lah,
kayaknya juga ibu ini wanita karir atau wanita yang bekerja. Aku ga begitu
peduli juga sebenernya, sampe pada suatu sore sekitar jam tiga kita sampe di
stasiun semarang, kita sama-sama melihat ke kaca jendela karena kereta juga
berhenti cukup lama. Dan aku lihat ada seorang bapak-bapak yang berpakaian
jubah panjang dengan jenggot panjang juga, serta dahi kehitaman (biasanya ini
tanda orang yang rajin shalat tahajud~katanya ya) sedang sholat di peron dan
pake alas sebagai sajadah. Aku sebenernya salut dengan bapak ini karena bisa
melaksanakan sholat properly, yang ga dijamak atau sholat sambil duduk
dikereta. Si Bapak ini bisa aja ketinggalan kereta, cuma lebih milih sholat
dengan sempurna di peron. Dan dugaanku pasti wudhu dengan sempurna juga di
toilet kereta.
Nah aku kaget aja ketika ibu yang duduk di depanku tiba-tiba
nyeletuk, ''wah ati-ati ntar tau-tau bawa bom lagi''. Pemikiran itu ga
terlintas sama sekali di otakku. Apalagi ibu itu juga berjilbab, yang mana dia
juga pasti beragama Islam dan seagama juga dengan Bapak tadi. Tapi yang ga
habis pikir kenapa dia bisa berpikir seperti itu? Nah ini juga salah satu
pertanyaan besarku selama ini. Kayak bapak tadi, sholat dengan sempurna dan
memakai baju yang sebenarnya juga sesuai syariat (cuma ga sesuai dengan
perkembangan jaman aja mungkin), itu menurutku adalah salah satu wujud
ketaatannya pada aturan Islam, pada Allah. Tapi kenapa orang yang pengen
menjalankan peraturan dengan benar bisa di cap sebagai seorang teroris
misalnya?
Aku bukan orang yang ahli untuk ngebahas soal ginian, aku orang
yang ga update banget soal berita. Tapi karena ada kejadian yang aku lihat
secara langsung, aku jadi tertarik. Beberapa berita dan blog pribadi aku baca,
bahkan banyak juga blog kontroversional yang jelas-jelas itu membenci agama
Islam. Aku ga baca lebih lanjut blog ini karena ga ada gunanya juga. Aku mulai
baca beberapa berita dari mahasiswa di LN yang notabene seorang Muslim, disana
juga banyak terjadi kasus dimana Islam itu dinilai sebagai agama para teroris.
Posisi seorang yang beragama Islam juga cukup sulit disana, dan beberapa ku
baca ada istilah Islamphobia, atau adanya ketakutan dengan agama Islam itu
sendiri.
Kadang aku jadi berfikir, kenapa gitu dengan agama Islam? Aku
sendiri yang beragama Islam, dan sedang mencoba untuk menjadi diri yang taat
beragama, ga ada gitu ajaran yang nyuruh kita buat berbuat zholim sama orang
lain, menyakiti hati saja tidak boleh, apalagi sampe membunuh. Membunuh itu
dilarang oleh agama, terutama membunuh warga biasa yang tidak bersalah dan
tidak tau apa-apa. Kalau emang Islam memperbolehkan orang membunuh, ga ada dong
masyarakat kita di dunia ini yang beragama Islam karena pada dibunuh-in. Kalau
emang ada pendapat dimana Islam itu boleh menteror orang kafir dengan cara
tertentu, entah itu pake bom, entah teror menabrakkan mobil ke orang-orang,
atau entah bom bunuh diri, aku yakin banget orang ini ga ngerti tentang ajaran
Islam yang sebener-benernya. Bahkan orang yang melakukan teror itu belum tentu
dari ajaran Islam, walaupun di berita-berita yang katanya ISIS mengakui kalau
itu perbuatan mereka. Ditambah ISIS ini mengaku sebagai gerakan Islam. Hmm.... ini yang membuat posisi pemeluk agama Islam
menjadi sulit apalagi kalau tinggal di negara dengan masyarakat islamnya yang
minoritas. Beruntung aku tinggal di negara Indonesia yang mayoritas penduduknya
beragama Islam ya. Mungkin masih banyak orang yang mengerti dan ga mempermasalahkan agama kita itu apa, tapi lama kelamaan jika banya kasus teror, kita sebagai seorang muslim posisinya juga akan banyak dipertanyakan.
Balik lagi ke bahasan soal teror. Kenapa sih terorisme ini mesti
di identikkan dengan ajaran Islam? Dan di identikkan dengan pakaian jubah panjang
dan berjenggot panjang, dan para perempuan-perempuan yang pakai cadar atau
berjilbab panjang? Ini kan jadi menyulitkan orang yang mau beragama dengan
benar. Karena adanya ketakutan itu tadi, takut kalau kita di cab sebagai
teroris yang bisa sewaktu-waktu bunuh orang kayak si bapak tadi yang ku lihat
di kereta dan ibu yang ada didepanku takut kalau kalau si bapak tadi bawa bom.
Hati orang siapa sih yang tau, sikap dan kepribadiannya seperti apa,
kehidupannya juga kayak gimana. Bisa jadi yang kita anggab teroris itu hatinya
bersih, damai, dan saling toleransi beragama. Dan yang menuding-nuding orang
Islam yang berpakaian panjang, berjilbab dengan sempurna, sholat dengan
sempurna sebagai teroris itu apakah lantas terus dia yang paling benar? Atau
lebih baik daripada yang dituduhkan ke orang itu?
Bahasan ini jadi membuatku berpikir juga, kita sering denger ada
istilah Islam radikal, atau Islam garis keras. Ini diistilahkan untuk orang
yang sangat taat agama biasanya, baik itu dari cara berpakaian, dan cara memberikan pendapat
ke publik yang isinya membela agamanya kalau ada berita atau isu dan tulisan
yang berbau sara dan menyudutkan Islam. Dan lucu nya cuma di agama Islam aja
yang meng-kotak kotakkan Islam dengan garis keras atau garis halus atau apalah.
Ga ada itu kalaua ku lihat di ajaran agama kristen yang dia sering ke Gereja
atau patuh pada agamanya, lantas dianggap kristen garis keras atau sebagainya.
Dan ini juga yang membuat par apenganut agama ini jadi terpecah-pecah karena
pemikiran kita sendiri yang belum tentu bener tapi udah merasa dirinya paling
bener. Hanya karena baca berita (yang entah berita itu bener apa engga), terus
jadi sok tau ini itu. Baca buku aja jarang, baca Qur'an juga belum tentu
menterjemahi apa isinya (ini jadi self-reflection ku juga) tapi udah bisa
koar-koar dan menuding-nuding kalau orang lain itu salah.
Yang pengen aku garis bawahi dari tulisan ini adalah, apa salahnya
sih orang yang beragama Islam itu taat pada aturan Tuhannya? Dan kenapa juga
kita yang belum sempurna dalam menjalankan ajaran agama itu jadi sok tau dan
men-judge orang lain yang level pengetahuan dan ketaatannya lebih tinggi dari
kita? Itu masih jadi pertanyaan yang sampe saat ini terngiang di kepalaku.
0 komentar